Tuesday, February 16, 2010

PERUVIAN and COLUMBIAN ASYLUM CASE

Kronologis Kejadian

Pada tanggal 3 Oktober 1948, pemberontakan militer terjadi di Peru. Kejadian ini dapat dilumpuhkan pada hari yang sama, dan proses investigasi segera dibuka. Pada tanggal 4 Oktober 1948 Presiden Republik Peru mengeluarkan dekrit atas deklamasi partai politik, American People’s Revolutionary Alliance (APRA), yang dituduh telah merencanakan dan melangsungkan pemberontakkan. Konsekuensi dari dekrit ini adalah bahwa partai ini telah menempatkan dirinya di luar hukum, dimana untuk selanjutnya tidak diizinkan lagi melakukan aktivitas apapun, dan pimpinannya akan dibawa ke pengadilan di International Court sebagai penghasut pemberontakkan. Pada waktu yang bersamaan, pimpinan Departemen Kehakiman Angkatan Laut memberikan perintah perlunya pembukaan pengujian Magistrat seperti fakta-fakta yang melingkupi kejahatan militer yang dilakukan oleh pemberontak.

Victor Raul Haya de la Torre, pimpinan partai APRA, yang melarikan diri dari Peru mendapatkan suaka dari pemerintah Kolombia di Lima pada tanggal 3 Januari tahun 1949. Perwakilan Kolombia mengumumkan suakanya kepada Menteri Luar Negeri Peru. Sesuai dengan kesepakatan dalam suaka yang ditandatangani di Havana tahun 1928, yang diratifikasi oleh dua negara, ia menyampaikan bahwa ia telah mengklasifikasikan Haya de la Torre sebagai suaka politik, seperti pada konvensi Montevideo pada tahun 1933, yang juga ditandatangi oleh kedua negara, dan meminta dengan adanya safe conduct pass seseorang dapat keluar dari negaranya. Peru menolak safe conduct pass, berdasarkan penolakannya terhadap klasifikasi unilateral Kolombia, dan menyatakan bahwa kejahatan Haya de la Torre bertujuan untuk kejahatan semata dan termasuk tindakan teroris yang tidak bisa mendapatkan pengasingan. Dalam kebuntuan ketika pemerintahan Kolombia membujuk agar Peru melaksanakan perjanjian damai, pilihan terakhirnya adalah mengajukannya ke International Court of Justice.

Pada tanggal 20 November 1950, pengadilan memberikan keputusannya, dimana menolak posisi Kolombia yang menganggap bahwa sebagai negara yang memberikan suaka memiliki hak untuk secara sepihak menggolongkan kejahatan yang dilakukan partai tersebut sebagai sesuatu yang benar meminta suaka. Kolombia mengutip perjanjian Montevideo tahun 1933 tentang Suaka, menyetujuinya, namun Peru tidak meratifikasinya, mengingat bahwa aturan yang dinyatakan dalam perjanjian tersebut adalah untuk mengklasifikasi suaka oleh negara-negara yang mengatakan bahwa suaka merupakan pengkodean simpel dari aturan yang jenisnya telah meluas di Amerika, dan bahwa Peru telah mengambil jalan ke arah sana dengan memberikan safe conduct pasess kepada pencari suaka yang lain. Pengadilan mempertimbangkan bahwa Peru tidak terlingkupi oleh perjanjian tahun 1933 dan sehingga tidak pada kondisi yang memungkinkan untuk menggunakan prosedur yang biasa.

Demikian juga, pengadilan mengadili bahwa Kolombia telah memberikan bantuan suaka yang tidak sesuai dengan aturan, berdasar pada Konvensi Havana tahun 1928, dimana ada kesungguhan dalam armada antara kedua negara, karena persyaratan tentang “urgensi” untuk mengadakan perjanjian tidak terpenuhi. Lebih jauh lagi, suaka telah diperpanjang dan keputusan menyatakan bahwa hal itu harus dihentikan.

Kolombia mendapatkan seruan untuk mengklarifikasi apa yang ditolak oleh pengadilan. Lalu Kolombia meminta kepada pengadilan untuk menjelaskan tata aturan untuk melaksanakan hukuman dan meminta meskipun Kolombia harus mengembalikan orang yang diasingkan tersebut ke pemerintah Peru. Pengadilan betul-betul mempertimbangkan bahwa problem ini tidak diajukan pada awalnya. Bagaimanapun pengadilan mengakui bahwa Haya de la Torre merupakan buangan politik dan Kolombia tidak diharuskan untuk menanganinya lebih dari pemerintah Peru. Akhir dari persidangan, ahli hukum Jose Gabriel de la Vega, pejabat yang berkuasa penuh, dan akhir Magistrat bagi Supreme Court of Justice dan Minister of Justice, berperan sebagai perwakilan Kolombia.

Jadi, kasus suaka ini telah melewati sebuah situasi yang kontradiksi, dimana Peru tidak harus memberikan safe conduct pass untuk meninggalkan negara, tapi tidak juga Kolombia berhak untuk membantubuangan politik dari Peru, tapi terlebih untuk mengakhiri pengasingan. Dr. J.M Yepes, dengan mewakili dirinya, menawarkan jalan keluar untuk Peru, berdasar penerimaan buangan di negara lain, yang mana selanjutnya Peru dapat memberikan safe conduct pass. Menurut Dr.Yepes, Presiden Peru menerima jalan keluar ini dan memberikan kesempatan kepada Dr.Yepes untuk mengajukan hal ini kepada pertimbangan General Rojas Pinilla. Jadi, ia menyatakan bahwa yang terakhir menerima dan bahwa pemerintah Brazil diminta untuk menginformasikan kepada Peru. Lalu Brazil memberikan laporan bahwa Peru tidak ingin menerima jalan keluar ini dan Kolombia lalu mengajukannya kepada Interamerican Peace Commission, sebuah proses yang juga ditolak oleh Peru.

Pada akhirnya, kedua negara membentuk sebuah komisi yang dibuat oleh perwakilan negara untuk menyelesaikan masalah ini. Alberto Zuleta Angel dan Carlos Sanz de Santamaria berperan sebagai perwakilan Kolombia dan perwakilan Hernan Bellido dan David Aguilar Corneja di sisi Peru. Langkah yang pertama, Kolombia menawarkan jalan keluar yang diberikan Yepes, diluar dari kesepakatan bahwa Presiden Peru telah menyetujuinya, tapi komisioner untuk negara tersebut menolak fakta dan menolak untuk menyetujuinya. Sehingga solusi praktikal akhirnya ditemukan. Kolombia secara simbolik menerima buangan dari Minister of Justice Peru, dan belakangan mengawal buangan Dr.Haya de la Torre ke bandara selama satu jam, diiringi oleh korps diplomatik, Duta Perwakilan Uruguay. Dr.Haya de la Torre menyetujui tanpa bersikap diam dengan keputusan ini. Meskipun beberapa orang memperdebatkan cara ini, telah dikatakan bahwa keputusan mahkamah ini telah diuji coba, memberikan bahwa Kolombia hanya secara simbolis menangani buangan dalam permintaan untuk dibawa ke pesawat yang dimiliki Mexico, Peru tidak memberikan safe conduct pass. Pengasingan Dr.Haya de la Torre’s berakhir dengan kedatangannya di Peru pada tanggal 6 April 1954.

1 comments:

Unknown said...

According to Stanford Medical, It's in fact the SINGLE reason women in this country get to live 10 years more and weigh on average 19 kilos less than we do.

(Just so you know, it has absolutely NOTHING to do with genetics or some secret-exercise and absolutely EVERYTHING to do with "how" they eat.)

P.S, I said "HOW", and not "what"...

TAP on this link to find out if this little test can help you unlock your true weight loss potential